Talopin, Aplikasi Budidaya Lobster Lewat Smartphone Ciptaan Mahasiswa UM

idealoka.com – Lobster air laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi di Indonesia. Harganya cukup tinggi jika dibandingkan dengan komoditas perikanan lainnya. Ini dibuktikan dengan tingginya nilai ekspor komoditas lobster air laut ke pasar Asia dan Eropa.

Budidaya lobster memang tak mudah. Lobster sangat sensitif terhadap perubahan kondisi habitat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjaga habitat budidaya lobster antara lain kandungan derajat keasaman (pH) dalam air, suhu air, dan kandungan garam (salinitas) dalam air. Sehingga dalam budidayanya membutuhkan pemantauan (monitoring) yang lebih intensif.

Perubahan kondisi habitat lobster air laut bisa menyebabkan menurunnya nafsu makan lobster, penggemukan lobster menjadi lambat, mudah terserang penyakit, dan masa hidup (lifespan) menjadi lebih pendek.

Dengan kendala dan tantangan dalam budidaya lobster air laut itu, tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (UM) mencitakan prototipe dan aplikasi mobile untuk mengontrol budidaya lobster secara digital. Tiga mahasiswa tersebut tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) antara lain Prima Syams Fathurrachman, Putri Ayu Anggraeni, dan Feri Kurniawan.

Karya mereka berupa rancangan alat atau prototipe (prototype) berbasis embedded system dan internet of things. Alat monitoring tersebut bisa dikendalikan dengan jaringan internet termasuk melalui aplikasi dalam ponsel pintar atau smartphone.

Prototype ini memiliki kemampuan untuk melakukan otomasi pengelolaan tambak lobster yang dapat dikontrol melalui aplikasi mobile phone,” kata Prima, Senin, 16 Juli 2018.

Prototipe tersebut dinamakan Tambak Lobster Pintar (Talopin). Talopin memiliki sistem otomasi yang mengatur kadar PH air, suhu, salinitas, pemberian pakan, dan pengurasan air yang dilakukan secara otomatis dan dapat dimonitor pada aplikasi mobile.

Sistem ini bekerja dengan melakukan kontroler (Raspberry Pi) aktif, sensor mendeteksi perubahan salinitas, PH air, dan suhu air, serta pemantauan perubahan variabel air melalui aplikasi mobile. Salinitas, PH air, dan pengurasan dilakukan dengan memompa air bersih ke dalam tambak. Proses pemberian pakan juga dapat dikontrol melalui aplikasi mobile.

Tiga mahasiswa pencipta prototipe dan aplikasi monitoring budidaya lobster secara didgital tersebut berharap Talopin akan memudahkan pembudidaya lobster dalam mengontrol tambak lobster, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi lobster, dan membantu Kementerian Perikanan dan Kelautan dalam memantau produksi lobster di berbagai daerah di Indonesia.

“Kami juga akan melakukan sosialisasi kepada pembudidaya lobster khususnya lobster air laut agar Talopin dapat terealisasikan ke masyarakat,” kata Feri. (*)

Penulis:

Putri Ayu Anggraeni (Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang)

Related posts

Leave a Reply