Rapid Test Corona Belum Tentu Akurat, Harus Tes PCR dan Genome Sequencing

idealoka.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemprov bersama pemkab dan pemkot terus melakukan rapid test atau tes cepat untuk mendeteksi awal kemungkinan infeksi Covid-19 pada masyarakat.

Laporan sementara yang diterimanya, dari 1.316 orang yang menjalani tes cepat dengan sampel darah, ada 28 orang positif Covid-19. Namun untuk memastikannya harus dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan metode swab atau pengambilan lendir di nasofaring yang akan diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai enzim polimerase. Nasofaring adalah area di bekalang hidung tepat di atas mulut dan tenggorokan.

Read More

“Kalau 91 orang positif yang kita umumkan itu berdasarkan pengumuman dari pemerintah pusat. Sedangkan 28 orang yang hasil rapid test positif ini belum dilakukan Polymerase Chain Reaction (PCR),” kata Khofifah saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Senin, 30 Maret 2020.

BACA: Batuk Jangan Ditutup Pakai Telapak Tangan, Tapi …

Khofifah sudah menginstruksikan Ketua Gugus Tugas Rumpun Kuratif Joni Wahyuhadi agar pasien positif rapid test ini akan dilanjutkan dengan teknik swab dan diperiksa dengan metode PCR.

Selanjutnya hasil PCR terhadap 28 orang yang terkonfirmasi positif dengan rapid test tersebut kemudian disampaikan ke pemerintah pusat. “Yang wajib menyampaikan positif kepada publik ini hanya pemerintah pusat,” ujarnya.

Sementara itu, pasien positif Covid-19 yang sembuh di Jawa Timur bertambah tiga orang. “Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim RS dr Soetomo baik tenaga medik, paramedis, dan semua yang sudah memberikan layanan terbaiknya bagi pasien yang terkonfirmasi sudah positif,” ujar Khofifah.

Total yang dinyatakan sembuh saat ini 16 orang antara lain 12 orang Surabaya, tiga warga Kota Malang, dan satu warga Kabupaten Blitar.

BACA: Pemkab Kediri dan Puskesmas Tingkatkan Kewaspadaan Penularan Virus Corona

Sementara pasien yang meninggal hari ini bertambah satu orang dari Pemekasan. Total yang meninggal sudah delapan orang. “Ini sebenarnya sudah tiga hari lalu, tapi baru terkonfirmasi (laporan Kemenkes),” kata Khofifah.

Sampai saat ini pasien positif Covid-19 di Jatim yang terkonfirmasi 91 orang. Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 366 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 5.812 orang.

Perlu diketahui, selain metode PCR, Indonesia juga menggunakan metode Genome Sequencing (GS) atau pengurutan suatu gen untuk memeriksa spesimen orang yang diduga mengandung Covid-19.

Setiap organisme di bumi memiliki kode genetika yang unik berupa DNA atau RNA, termasuk virus Corona. Genome merupakan rangkaian dari DNA atau RNA dimana kita bisa memperoleh informasi mengenai cara membangun, menjaga, bahkan melemahkan kelangsungan hidup organisme tersebut. Metode GS dilakukan untuk mengetahui kode genetika dari organisme tersebut termasuk virus Corona.

Juru bicara penanganan Covid-19 di Indonesia, Achmad Yurianto, menjelaskan sampel yang diambil untuk diuji dengan metode PCR dan GS tersebut berupa cairan di tenggorokan dan paru-paru.

“Kita selalu menggunakan dua metode dengan Genome Sequencing untuk melakukan cross check hasil PCR. Kita juga sudah pernah melakukan pemeriksaan PCR-nya positif, begitu kita periksa dengan Genome Sequencing ternyata negatif,” ujar Yuri di Istana Presiden, Kamis, 12 Maret 2020.

Yuri menegaskan pihaknya tidak pernah mendiagnosis kasus virus Corona di Indonesia hanya dengan satu cara. Metode PCR dan GS, menurutnya, saling melengkapi untuk mencapai hasil akurat. (*)

Sumber: https://jatimnet.com/rapid-test-corona-belum-tentu-akurat-harus-tes-pcr-dan-genom-sequencing

Related posts

Leave a Reply